Kamis, 02 Maret 2023

 

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2

Oleh : TRI AGUS CAHYONO, M.Pd

 

Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya

Sekolah merupakan sebuah ekosistem dimana terdapat faktor-faktor biotik seperti: murid, Kepala sekolah, guru, staf/tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orang tua, masyarakat sekitar sekolah, dinas terkait, pemerintah daerah dan juga faktor-faktor abiotik seperti: keuangan, sarana prasarana dan lingkungan alam. Faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya sekolah yang saling berinteraksi. Interaksi tersebut haruslah dapat dimanfaatkan dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Disinilah, peran guru sebagai pemimpin pembelajaran sangat penting dalam pengelolaan segala sumber daya yang ada di sekolah.

Implementasi pengelolaan sumber daya di dalam kelas dapat dilakukan oleh guru dengan mengidentifikasi segala sumber daya yang tersedia untuk menunjang program pembelajaran di kelasnya. Misalnya, dalam menciptakan suasana kelas yang nyaman untuk meningkatkan semangat belajar murid. Guru dapat menginisiasi perubahan tersebut dengan pendekatan berbasis aset melalui tahapan BAGJA dengan memberdayakan sumber daya yang ada. Seperti memberdayakan murid untuk memunculkan pertanyaan seperti apa kelas yang nyaman yang diinginkan, mengambil pelajaran dari kelas lain mana yang bisa dan diminati untuk ditiru, memimpikan kelas yang nyaman versi mereka sendiri. Murid diajak bersama menjabarkan rencana serta mengambil tindakan nyata atau eksekusi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada seperti bakat dan minat murid, sarana dan prasarana yang tersedia tanpa harus memikirkan kelemahan dan kekurangan.

Begitu juga implementasi pengelolaan sumber daya di lingkungan sekolah. Guru sebagai pemimpin pembelajaran haruslah mampu menciptakan keselarasan hubungan antara setiap faktor-faktor yang ada untuk menunjang terwujudnya visi sekolah. Guru memprakarsai pelaksanaan program sekolah bersama KS, rekan sejawat, staf sekolah, dan murid untuk memberikan ide-ide yang fokus pada pemberdayakan aset yang dimiliki. Misalnya dalam pelaksanaan program pentas seni kelulusan, sekolah sedang mengalami keterbatasan dana. Namun, guru tetap bersemangat dan berinisiasi menggunakan segala potensi sumber daya yang tersedia untuk mendukung tetap terwujudnya kegiatan tersebut. Tanpa memikirkan kekurangan, akan muncul ide-ide yang memanfaatkan aset yang telah tersedia sehingga kegiatan dapat terlaksana tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.

 

Hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.

Dari berbagai sumber daya yang dimiliki oleh sekolah, tentu saja memiliki peran dalam proses pembelajaran. Jika dikelola dengan tepat, maka akan dapat mendukung proses pembelajaran secara maksimal. Sumber daya sekolah dapat dikelompokkan sebagai modal yang terdiri dari:  modal manusia. modal sosial, modal politik, modal agama dan budaya, modal fisik, modal lingkungan/alam, dan modal finansial.  Kesemuanya, masing masing modal maupun secara serentak dapat menjadi pendukung proses pembelajaran.

Contoh pengelolaan sumber daya yang tepat yang mendukung proses pembelajaran adalah pengelolaan sumberdaya manusia dimana seluruh warga sekolah dilibatkan secara maksimal dengan mempertimbangkan kompetensi, bakat dan minat yang dimilikinya disesuaikan dengan perannya masing-masing seperti penataan guru dalam pembagian tugas mengajar dan peningkatan kompetensi guru melalui pendidikan dan latihan, Pemberdayaan komunitas praktisi seperti kegiatan dalam kelompok kerja guru (kKG) di sekolah akan saling dapat meningkatkan proses pembelajaran. Ketika kegiatan pengelolaan sumber daya manusia (guru) ini didukung oleh pengelolaan sumberdaya atau modal yang dimiliki sekolah yang tepat seperti finansial, sarana dan prasaran, budaya, politik dan modal lainnya saling mendukung sehingga dapat meningkatkan proses pembelajaran.

 

Hubungan pengelolaan sumber daya dengan materi sebelumnya

Filosofi pendidikan menurut KHD bahwa mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat adalah seorang guru harus cerdas dalam mengelola dan menggali potensi yang ada pada muridnya (modal manusia) menyesuaikan dengan kodratnya, agar merasakan pendidikan yang nyaman dan memperoleh kebahagiaan dalam proses belajar yang dilaluinya.

Pengelolaan sumber daya yang tepat akan menjadi nilai positif yang tepat sasaran  sehingga dapat meningkatkan proses pembelajaran. Pengelolaan sumber daya manusia khususnya guru dalam memahami nilai-nilai seorang guru yaitu dalam keberpihakannya pada murid, kemandiriannya, kolaborasinya, inovatifnya, serta kemampuan refleksinya. Dengan pengelolaan yang tepat, guru akan juga mampu melaksanakan perannya sebagai pemimpin pembelajaran, menggerakkan kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid, menjadi coach teman sejawat, dan menggerakkan komunitas praktisi di sekolah.

Pengelolaan sumber daya sekolah yang tepat akan sangat mendukung dalam mencapai visi guru penggerak. Berbagai program prakarsa perubahan akan mudah diwujudkan dengan penfekatan pengelolaan kekuatan berbasis aset atau potensi yang dimiliki oleh sekolah tanpa harus memikirkan kekurangan.

Pengelolaan sumber daya yang tepat akan dapat mewujudkan terciptanya budaya positif di sekolah. Semua komponen diharapkan dapat terlibat khususnya dalam mengontrol diri untuk berdisiplin konsisten dalam mencapai visi dengan berpegang pada nilai-nilai keyakinan atau kebajikan universal.

Pengelolaan sumber daya berdasarkan pemetaan kebutuhan murid baik pada minat, kesiapan, dan profil belajar murid akan dapat mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi yang dapat memfasilitasi murid dalam belajar. Pengelolaan Sosial emosional murid juga akan berdampak pada tercapainya wellbeing pada murid.

Pengelolaan sumber daya diperlukan dalam mendukung praktik  coaching di komunitas/sekolah dalam usaha meningkatkan praktik baik untuk mencapai tujuan maupun dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran berbekal potensi yang dimiliki guru maupun murid.

Pengelolaan sumber daya yang tepat adalah bagian dari sebuah pengambilan keputusan. Dengan mempertimbangkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 tahapan pengujian keputusan maka akan diperoleh keputusan-keputusan yang bertanggung jawab yang dapat menjadi hal positif dalam mengelola sumber daya itu sendiri.

 

Hubungan antara sebelum dan sesudah mengikuti modul ini,

serta perubahan pola pikir

Sebelum mengikuti modul ini, Saya sering fokus pada kekurangan yang ada pada sekolah sebagai area yang harus ditingkatkan tanpa melihat potensi apa yang sekolah miliki. Kegiatan sekolah berkutat pada masalah dan kurang menghasilkan perubahan yang signifikan dan membuang-buang waktu. Setelah mempelajari modul ini, Saya mulai dapat menerapkan cara berfikir berbasis asset dengan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki oleh sekolah untuk mencukung program sekolah. Cara berpikir ini ternyata lebih menyenangkan dan efektif dalam menggerakkan komunitas untuk mencapai visi. Pengelolaan sumber daya merupakan usaha untuk menciptakan keselarasan dalam menjalani kehidupan sebuah komunitas menjadi hal yang penting untuk diwujudkan.

 

Sabtu, 18 Maret 2017

Globeku membawaku ke Jepang
http://kabarhandayani.com/ciptakan-planetarium-bekam-guru-sd-raih-penghargaan-inobel-terbaik-nasional/